Pubertas dan Perawatan Kesehatan Organ Reproduksi

Pubertas secara medis dapat diartikan sebagai masa mulainya siklus menstruasi yang pertama (pada perempuan) atau mulai mimpi basah (pada laki-laki) hingga berhentinya pertumbuhan tulang atau dewasa fisik. Masa puber terjadi pada usia kurang lebih 12 tahun hingga usia kurang lebih 21 tahun.
 
Pubertas seseorang dipengaruhi oleh 2 organ penting yang ada pada otak yaitu hypothalamus dan hypofise (pituitary). Hypothalamus akan memberikan isyarat kapan pubertas harus dimulai kepada hypofise, isyarat tersebut berupa pelepasan hormon pembebas gonadotropin (GnRH).  Faktor-faktor genetik, nutrisi dan lingkungan akan sangat mempengaruhi kapan isyarat tersebut terjadi. Dengan isyarat tersebut hypofise akan melepaskan hormon gonadotropin (FSH = Folicle Stimulating Hormone dan LH = Luteinizing Hormone) yang akan mengatur kelenjar kelamin (ovarium/testes) untuk mensekresikan hormon kelamin.


Pada laki-laki; LH disebut juga ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone) merangsang sel-sel Leydig di dalam testis untuk mensekresikan hormon androgen (testosteron). Sedangkan FSH mempengaruhi tubula seminiferus untuk memacu spermatogenesis (pembentukan sperma).

Fungsi hormon testosteron :
  1. memacu pertumbuhan penis dan testis/karakteristik seks primer pria. 
  2. bersama androgen yang dihasilkan oleh anak ginjal, memacu pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki (pertumbuhan rambut di sekitar kemaluan, ketiak, kumis, jambang, perubahan suara menjadi lebih besar, bahu dan dada bertambah bidang, kulit kasar dan tampak berotot, pertumbuhan jakun). 
  3. memacu spermatogenesis. 
  4. mempengaruhi perilaku seksual laki-laki. 
  5. memberikan umpan balik negatif terhadap GnRH dan gonadotropin, sehingga kadar hormon-hormon tersebut konstan.
Tanda-tanda pubertas pada laki-laki antara lain adalah:
  1. mulai tertarik pada lawan jenis.
  2. testis dan penis tumbuh membesar, bila terangsang penis dapat membesar (ereksi) dan dapat mengeluarkan sperma (ejakulasi).
  3. mengalami mimpi basah
  4. tumbuh rambut di bagian tertentu; ketiak, sekitar alat kelamin, kumis, jambang. 
  5. jakun membesar dan terjadi perubahan suara  menjadi lebih besar
  6. bahu dan dada lebih bidang 
  7. kulit kasar dan berotot
  8. keringat berbau.
  9. tubuh bertambah tinggi dan besar
Pada wanita, FSH merangsang folikel di dalam ovarium untuk mensekresikan hormon Estrogen dan LH merangsang korpus luteum untuk mensekresikan hormon Progresteron dan estrogen.

Fungsi hormon estrogen:
  1. memacu perkembangan dan memelihara karakteristik seks primer dan sekuder wanita.
  2. bersama progesteron merangsang penebalan endometrium.
  3. mempengaruhi perilaku seksual wanita.
  4. memberikan umpan balik negatif terhadap hipothalamus dan hypofise.
Fungsi hormon progesteron : mempersiapkan  endometrium untuk dapat menerima ovum yang telah dibuahi serta memberikan umpan balik negatif terhadap hipothalamus dan hypofise.

 
Pubertas wanita ditandai:
  1. mengalami menstruasi
  2. mulai tertarik pada lawan jenis
  3. tumbuh rambut disekitar alat kelamin dan ketiak
  4. kulit menjadi lebih halus 
  5. payudara tumbuh membesar
  6. pinggul dan pantat membesar
  7. paha bertambah bulat
  8. suara dengan nada tinggi
  9. pertambahan berat badan, namun kecepatan pertambahan tinggi badan mulai menurun.
Remaja pubertas mengalami perkembangan fisik yang sangat pesat dan pada umumnya disertai peningkatan aktifitas, sehingga terjadi peningkatan kebutuhan kalori minimal 2000 kalori perhari. Untuk itu diperlukan asupan gizi yang seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. 

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja putri yaitu proses menstruasi dan persiapan kehamilan, maka remaja putri memerlukan nutrisi yang banyak mengandung zat besi dan vitamin C agar terhindar dari anemia. Anemia (sel darah merah/hemoglobin rendah) merupakan suatu gangguan yang banyak dialami remaja wanita pada masa pubernya. Hal ini disebabkan karena masa pubertas merupakan awal fungsi fisiologi organ reproduksinya; mulai mengalami mentruasi yang berarti mulai mengalami pendarahan. Anemia menyebabkan tubuh lemah tak bertenaga, mudah lelah dan sulit berfikir karena kebutuhan oksigen untuk metabolisme sel-sel tubuh dan sel-sel otak berkurang.
Untuk itu bila terjadi gejala anemia, maka perlu mendapatkan tablet penambah darah.

Remaja perlu mengetahui perawatan kesehatan reproduksi yang sangat penting dilakukan , karena tanpa pemeliharaan yang baik dapat menimbulkan berbagai gangguan yang merugikan seperti infeksi bahkan dapat menimbulkan infertilitas atau kemandulan.

Perawatan kesehatan organ reproduksi laki-laki:
  • Tidak menggunakan celana dalam terlalu ketat. Tidak menggunakan celana terlalu ketat. Karena dapat meningkatkan suhu testes sehingga mengganggu spermatogenesis. 
  • Tidak menggunakan celana dalam dari nilon, karena tidak menyerap air/keringat. Suasana lembab disukai jamur dan bacteri. 
  • Membersihkan kotoran yang keluar dari anus dan penis menggunakan air bersih, jika tidak ada air bersih gunakan tisu atau sejenisnya. 
  • Mengganti celana dalam sehari 2 kali. 
  • Menjalani khitan mencegah penumpukan kotoran, sisa urine, semen dan cairan yang keluar dari kelenjar-kelenjar pada organ reproduksi. 
  • Menghilangkan kebiasaan mandi dengan air panas, temperatur yang sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma. 
  • Mengindari rokok dan minuman beralkohol.  
  • Menjalankan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan bergizi, berolah raga, menghindari penyakit menular seksual dan menciptakan ketenangan psikhis
Perawatan kesehatan organ reproduksi wanita:
  • Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari. 
  • Gunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat dan air, usahakan suasananya tidak basah dan lembab karena lingkungan tersebut memudahkan tumbuhnya bacteri dan kuman. 
  • Membersihkan vagina maupun anus dengan air bersih, karena vagina merupakan bagian tubuh yang berongga sehingga mudah terinfeksi kuman dan bacteri jika menggunakan air kotor. 
  • Setelah buang air besar, gerakan membersihkan searah; dari daerah vagina ke arah anus (dari atas ke bawah), hal ini mencegah kotoran dari anus masuk ke vagina. 
  • Tidak menggunakan cairan pembilas vagina kecuali ada infeksi, cukup menggunakan air biasa dengan sabun berkadar soda rendah. 
  • Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina. 
  • Menghentikan kebiasaan menahan buang air kecil
Perawatan organ reproduksi wanita pada waktu menstruasi:
  • Menggunakan pembalut yang mempunyai daya serap tinggi. 
  • Mennganti pembalut 4-5 kali sehari, setelah mandi atau buang air kecil. Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya dicuci dulu sebelum dibungkus dan dibuang ke tempat sampah. Jika menggunakan kain sebaiknya sebelum dicuci, direndam dengan sabun dalam tempat tertutup. 

Referensi :

Campbell, N.A., J.B. Reece & L.G. Mitchell. (1999). Biology Fifth edition (alih bahasa Wasmen Manalu). Benjamin Cummings, Menlo Park

Wahyudi S.,R. (2000). Modul I Kesehatan Repoduksi Remaja.PKBI, IPPF, BKKBN, UNFPA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar